Nuansa Terkini Makassar, - Inovasi Dinas Pariwisata Makasar dianggap paling mantap untuk
menuju Makassar Kota Metaverse.
Hal
itu telah disampaikan Wali Kota Makassar Danny Pomanto di berbagai kesempatan,
termasuk saat rakorsus beberapa waktu lalu.
"Yang
siap menghadapi metaverse dilihat dari responnya saat finalisasi, yang pertama
Dinas Pariwisata," ucap Danny Pomanto, Minggu (20/3/2022).
Lalu
apa sebenarnya inovasi dari Dinas Pariwisata Makassar yang dipuji Danny?
Kepala Dinas Pariwisata Makassar, Muhammad Roem mengatakan,
untuk konsep pengembangan metaverse, Dispar akan menjadikan metaverse sebagai
salah satu ajang untuk berpromosi.
Tujuannya,
untuk mendekatkan calon wisatawan yang hendak masuk ke Makassar.
"Sebelum
datang ke Makassar mereka sudah tahu harus kemana, atraksi apa yang ada, makan
dimana dan ingredients yang ada di menu tradisional kita mereka sudah
tahu," ucapnya.
"Sehingga
mulai dari destinasi sampai dengan menonton konser mereka sudah didekatkan
dengan konsep metaverse ini," sambungnya.
Metaverse
ala Dispar Makassar dinamai smart tourism metaverse.
Untuk mendukung hal tersebut, ada tiga inovasi
yang digarap Dispar Makasar.
Untuk mendukung hal tersebut, ada tiga inovasi
yang digarap Dispar Makasar.
Pertama, Turatea (tourism labour integrated data), aplikasi yang
menghimpun data-data kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
Kedua,
aplikasi Karaeng (komunitas kreatif kota daeng), aplikasi ini untuk menjangkau
17 sektor ekonomi kreatif di Makassar.
"Jadi
semua data tinggal dicari dengan aplikasi ini, misalnya saya bergerak di UMKM
apa, ini juga akan menjadi data oleh pemerintah pusat ketika melakukan
pelatihan di Makassar," paparnya.
Aplikasi
ketiga adalah Sotta'ma (smart tourism Makassar).
"Ini aplikasi pengembangan, dengan mendownload ini orang
menjadi sok tahu dan pintar tentang Makassar," ujarnya.
Pada
dasarnya kata Roem, Dispar mengkoordinatori dua program besar, yakni di
penataan destinasi wisata dan cagar budaya berbasis IT.
Serta
penguatan city branding dan peningkatan festival MICE bulanan dalam skala
nasional dan internasional.
"Jadi
kami akan menata kampung wisata Lakkang, serta penggunaan Aplikasi dan QR Code
terkhusus Augmanted Reality (AR) di patung sejarah di Panlos," ulasnya.
Tak
hanya itu, Roem juga memaparkan bagaimana OPD yang dipimpinnya bisa menjadi
supporting pencapaian visi misi Pemkot.
"Kemungkinan ada 9 ribu hingga 10 ribu UMKM terlibat dalam
pengembangan pemasaran 10 hotel di Makassar," ungkapnya
Selanjutnya,
pengembangan startup lorong dengan pelatihan pengembangan aplikasi untuk 750
orang.
Pihaknya
juga akan memfasilitasi 100 hotel dan travel agent untuk melakukan sales
mission/table top di kota-kota luar Sulsel.
Ini
bertujuan untuk mewujudkan visi misi Pemkot menuju target PAD Rp2 triliun.
"Nanti juga akan ada festival bakat,
kurang lebih 300 anak lorong yang terfasilitasi, serta 10 ribu skill training
gratis dengan memberi 550 sertifikasi kompetensi untuk tour guide yang akan
mendirect kegiatan di lorong wisata," paparnya. (*).