Nuansa Terkini Bantaeng, - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkat hingga 15,45% tahun 2022. Pemprov Sulsel berharap capaian ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Sulsel.
Berdasarkan
data BPS, Bantaeng berada di jejeran enam besar daerah dengan pertumbuhan
ekonomi tertinggi di Indonesia. Lima daerah lainnya yaitu Halmahera Tengah
(102,31%), Morowali Utara (36,42%), Morowali (28,21%), Sumbawa Barat (24,14 %)
dan Halmahera Selatan (21,34%).
"Ini
semua daerah tambang. Hanya Bantaeng yang tidak memiliki tambang," kata
Plt Kepala BPS Bantaeng, Mushawwir Arman dalam keterangannya yang diterima
wartawan, Senin (6/3/2023).
BPS
mencatat, pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulsel pernah diraih oleh Kabupaten
Luwu Timur pada 2010 dengan capaian 13,19 persen. Capaian ini terjadi berkat
industri pertambangan yang ada di Sorowako.
Selain
Luwu Timur, Kota Makassar pernah mencapai angka tertinggi laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 10,52 persen pada 2009 silam. Kabupaten Maros pada 2011 silam
juga menyentuh 11,24 persen.
Sementara
jika dilihat dari sisi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), ekonomi
Bantaeng didorong oleh pertumbuhan di sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan
dan Perkebunan. Setelah itu ditunjang pula oleh sektor industri.
"Sektor
industri ini adalah sektor industri rumahan, UMKM dan industri makanan minum.
Termasuk juga industri smelter," papar Mushawwir.
Sementara
Pemprov Sulsel mengapresiasi pertumbuhan ekonomi di Bantaeng. Diharapkan daerah
lain di Sulsel bisa mengikuti jejak kabupaten berjuluk Butta Toa tersebut.
"Saya
berharap pencapaian ini bisa diakselerasi oleh daerah lainnya khususnya di
Sulsel," kata Sekretaris Bappelitbangda Sulsel Junaedy B saat dikonfirmasi
terpisah.
Junaedy
menambahkan, Pemprov Sulsel saat ini telah menggandeng Japan International
Coorporation Agency (JICA) untuk mengampanyekan program-program pengembangan
kewirausahaan yang telah diterapkan di Bantaeng. Dia berharap, daerah lain
memiliki dasar kekuatan ekonomi dari UMKM yang berbasis masyarakat.
"Pemprov
bersama JICA tetap mengkampanyekan praktek baik ini (di daerah lain), kemudian
kabupaten lain memformulasi sesuai kondisi masing-masing," tuturnya.
Junaedy
menambahkan, capaian pertumbuhan ekonomi hingga 15,45 persen adalah catatan
sejarah baru di Sulsel. Dia menyebut, capaian ini tidak terlepas dari peran
pemerintah daerah yang telah bekerja keras secara terencana dan sistematis.
"Pertumbuhan
ekonomi Bantaeng diatas 15 persen telah mengindikasi bahwa Bupati Bantaeng
mampu me-manage tiga
pilar utama pembangunan," ucap Junaedy.
Dia
menyebut, pemerintah juga berhasil menekan angka ketimpangan pendapatan (gini
ratio). Sehingga kesenjangan pendapatan bisa diminimalisir dengan baik.
"Termasuk
di dalamnya karena pemerintah daerah fokus dalam upaya pengembangan UMKM baru
berbasis data P3KE, sehingga dapat dikatakan tepat sasaran," jelas dia.
Sebelumnya
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi Bantaeng
15,45 persen dari data BPS 2022 merupakan sebuah kehormatan untuk seluruh
masyarakat Kabupaten Bantaeng.
"Bahwa
produktivitas sebelum dan pascapandemi senantiasa terjaga dengan baik. Kita
bersyukur seluruh capaian yang kita dapat hari ini adalah hasil dari sinergitas
dan kolaborasi seluruh elemen khususnya masyarakat yang ada di Kabupaten
Bantaeng," imbuh Ilham.
Menurut
Ilham, pertumbuhan ekonomi Bantaeng turut ditopang oleh aktivitas pertanian
masyarakat. Setelah itu, sektor perdagangan, konstruksi dan industri
pengolahan.
"Kita
juga bersyukur bahwa aktivitas industri di Kabupaten Bantaeng juga memberikan
sumbangsih," kata dia.
Untuk
sektor pertanian, data BPS Bantaeng merilis terdapat surplus 11 persen di 2022
dibandingkan 2021 yang menurut Ilham Azikin akan dijaga melalui intervensi
pemerintah.