Senin, 12 Agustus 2024

Alumni ‘Sukamiskin University’ Cawe-Cawe di Pilkada Makassar 2024

Tags



Nuansa Terkini Makassar, - Salah satu tokoh pendiri Partai Demokrat A. Reza Ali mengaku kecewa dengan sikap sejumlah pengurus Partai Demokrat yang tidak menghargai mekanisme pada proses pencalonan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.


Bukan tanpa alasan Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel pertama ini mengungkapkan kekecewaannya. Ia menduga ada kader Partai Demokrat berkonspirasi demi menjegal Adi Rasyid Ali, adik kandungnya maju pada Pemilihan Walikota (Pilwali) Makassar.


Ironisnya karena bandit-bandit politik yang terlibat itu adalah alumni ‘SMU’ alias ‘Sukamiskin University’ yang cawe-cawe, bermain kotor demi mendapatkan uang besar dengan cara-cara yang tidak manusiawi.


“Mereka itu mantan  terpidana kasus korupsi. Para pelaku kejahatan besar di negeri ini yang ikut cawe-cawe dan menjadi penentu pemberian rekomendasi kepada bakal calon kepala daerah. Seharusnya mereka tidak lagi diberi ruang oleh partai,” pekik Reza Ali setengah berteriak saat ditemui  Minggu malam (11/8/2024).


Menurut Reza Ali, rakyat dan negara saja dia hianati. ‘’Apalagi partai. Prinsipnya, kalau ada kader yang sudah pernah berhianat yakin dan percaya dia akan jadi penghianat seumur hidupnya,” cetus Reza Ali.


”Saya pikir setelah bertahun-tahun mereka di penjara di LP Sukamiskin para mantan terpidana kasus korupsi ini sudah sadar, bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Ternyata  perbuatan mereka makin parah. Mereka masih ingin cari panggung dengan cara-cara yang tidak benar,’’ katanya.


Reza mengatakan Partai Demokrat yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi partai politik yang dicintai dan menyatu dengan rakyat.


‘’Jadi partai masa depan yang kuat, berintegritas dan berkapasitas. Relevan dan adaptif dengan perkembangan zaman serta terus memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat. Ini malah dirusak oleh kader sendiri,” sebut Reza Ali.


Karena itu penerima penghargaan Pejuang Demokrat tahun 2021 ini meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk bersikap tegas dalam mengambil keputusan dalam proses Pilkada 2024.


“Bukan hanya di Makassar saja tapi di seluruh Indonesia. Ketum harus konsisten dan komitmen. Mendahulukan para Ketua Partai di kabupaten dan kota serta provinsi dalam hal pemberian rekomendasi,” tegas Reza Ali.


Untuk diketahui kader Partai Demokrat yang pernah terlibat korupsi dan divinis bersalah adalah Andi Alfian Mallarangeng.  Termasuk Ilham Arif Sirajuddin mantan kedua DPD Partai Demokrat Sulsel yang saat ini kembali ke partai asalnya Golkar.


Kedunya diduga mengatur dengan cara menyimpang dan memutar balikkan aturan. ‘’Demokrat itu hadir untuk memerangi kecurangan. Tapi ini mulai  muncul bibit baru koruptor yang dimotori mantan napi koruptor,” ungkap Reza.


Reza menyebut alumni Sukamiskin ini mencoba mengelabui pimpinan partai . Baik caleg maupu  para bakal calon kepala daerah.  ”Kalau pada saat proses di pilkada saja melanggar bagaimana nanti kalau terpilih. ‘’Saya yakin otak Sukamiskin akan jalan,’’ ujarnya.


Reza Ali mengungkapkan ada juga yang bukan alumni Sukamiskin, tapi terindikasi merugikan negara. ‘’Dia memang belum sempat diperiksa dan masuk penjara.  Tapi sudah ada pengembalian uang negara. Jadi, jangan main-main. Saya bisa ungkap kejahatan yang dia lakukan,” ancam Reza Ali.


Soal Aliyah, istri Ilham Arief Siradjuddin yang ingin maju di Pilwali Makassar harus mengikuti mekanisme partai. ”Jangan merasa diri pengurus DPP dan anggota DPR RI lantas melanggar aturan. Aliyah tidak pernah mendaftar di Partai Demokrat sebagai bakal calon walikota Makassar.  Diajak mendaftar, malah menolak. Terlalu sombong itu namanya. Tidak usah ikut Pilkada kalau harus melanggar,” kata Reza.


Reza berpesan kepada seluruh jajaran DPP Partai Demokrat, kalau Demokrat mau maju dan kembali mendapat kepercayaan masyarakat,  jangan pernah lagi libatkan orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri.


‘’Ingat korupsi itu extraoerdinary crime. Kejahatan luar biasa. Apapaun alasannya tidak boleh mereka terlibat dalam penentuan calon-calon pemimpin. Jangan karena gagal di partai lain, lalu ke Partai Demokrat merusak sistem di Demokrat,” tegas Reza Ali

.