Rabu, 14 Maret 2018

DPD IMM Sulsel Periode 2018-2020 Resmi Dilantik oleh PWM Sulsel Bukan DPP

Tags



Nuansa Terkini.Net MAKASSAR -- Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulsel) resmi melantik Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah (IMM) Sulsel di Balai Sidang Muktamar Unismuh Makassar. Jalan Alauddin Makassar, Rabu, 14 Maret 2018 malam.

Kegiatan itu, dihadiri ribuan orang dalam proses pelantikan dan silaturahim kader IMM, dengan mengusung tema "Meneguhkan Ideologi gerakan IMM Menyongsong Sulawesi Selatan Berkemajuan".

Ketua Umum DPD IMM Sulsel Periode 2016-2018, Akbar Ramli mengatakan dalam sambutannya, kepemimpinan di IMM adalah kolektif kolegial, maka pimpinan yang baru saja dilantik harus solid dalam kepemimpinannya.

"Terimakasih kepada pimpinan saya periode 2016-2018 atas kerja samanya dalam kepemimpinan saya. Selamat mengembang amanah kepada pimpinan baru periode 2018-2020, semoga bisa menjalankan amanahnya sebaik-baiknya," ungkap Akbar.

Semntara itu, Ketua Umum DPD IMM Sulsel Periode 2018-2020 yang baru saja dilantik, Soemitro Emin Praja mengungkapkan, kepemimpinan di IMM adalah amanah jangan dianggap jabatan dan amanah bukan untuk dinikmati tapi harus diselesaikan.

"Kami sangat sadar bahwa amanah bukan untuk dibanggakan tapi harus dipertanggungjawabkan, maka dari itu pengurus IMM bukan super tim tapi kerja tim. Artinya apa, bahwa pengurus IMM harus kerja-kerja kolektif kolegial," kata Emin.

Kesolidan tim, kata Emin, harus betul-betul bergerak full tapi itu butuh dukungan khususnya kakanda alumni. "Kami akan membangun sinergitas di semua instansi ataupun pemerintah Sulawesi Selatan. Saya kira DPP IMM saat ini tidak menjadi cerminan untuk DPD atau kader se-Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Ketua PWM Sulsel, Prof. Ambo Asse menjelaskan, Muhamamdiyah akan melahirkan kader Ummat, kader persyarikatan dan kader bangsa. Muhammadiyah mencita-citakan Indonesia berkemajuan, dalam artian Indonesia darul ahdi wasyahada. Darul artinya bahwa Muhammadiyah ikut membangun Indonesia sebelum Indonesia merdeka. Sedangkan wasyahada adalah Muhamamdiyah berperan penting setelah merdeka yang mencita-citakan meluruskan akidah masyarakat.

"Kita pahami semua, bahwa di Muhamamdiyah tidak dinginkan ada berpecah- terkhusus di IMM atau Ortom lainnya. Jangan ada konflik dalam internal Ortom atau ormas lainnya. Lembaga yang satu dan lembaga yang lainnya harus menyatu untuk kesejahteraan Indonesia," tegas Prof. Ambo Asse.

Ketua Panitia, Muhammad Fauzan menambahkan, bahwa terlaksananya pelantikan itu, tidak lepas bantuan pemerintah, alumni kader IMM dan para pimpinan IMM baik dari Pimpian Komisariat, Pimpinan Cabang maupun DPD.

"Adapun logo pelantikan ialah badi (kris),  badi adalah senjata khas orng Bugis Makassar,  dimna badi kalau sudah dicabut dari sarungnya pantang kembali sebelum melaksanakan tugasnya. Kami kader IMM Sulsel akan menjaga tradisi IMM tapi jangan mengobrak abrik kader IMM Sulsel," jelas Fauzan sapaan Ocank itu.

Editor  | Nuansa TerkiniNet | Dina